INIKABAR.com , BEKASI - Usianya masih muda, namun kiprahnya dalam organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan cukup mendapat acungan jempol setiap orang. Itulah H Amung Sutisna, pria kelahiran Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Sosok pria berperawakan atletis, bertampan simpatik ini setiap tampil di forum selalu berbicara lantang dan meyakinkan. Maka tidak heran kalau ia sedang berbicara di depan publiknya, banyak yang terkesima mendengar ocehannya yang berapi-api.
Menurut tokoh pemuda ini kepada Dudun Hamidullah dari inikabar.com di kediamannya, belum lama ini, sudah beberapa tahun ia berkecimpung dalam organisasi remaja Mushola Ar-Ridho, yang terletak di Kampung Pilar, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara. Bahkan ia diberi kepercayaan oleh pengurus remaja Mushola Ar-Ridho menjadi ketua panitia pembangunan mushola tersebut.
Banyak suka duka yang dialaminya, karena dalam berorganisasi bukanlah hal yang gampang. Apalagi jika tidak ada tekad pengabdiannya yang mendalam, terutama dalam mempersatukan sesama anggota organisasi itu sendiri.
Namun berkat bakat kepemimpinannya, ia telah dapat melaksanakan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) maupun di perguruan tinggi. Maka, ia bisa bangkit dan bertahan bahkan juga dapat memajukan masyarakat desanya dalam bidang kepemudaan maupun kemasyarakatan.
Sejak ia masih di bangku SD, prestasinya cukup membanggakan. Bahkan tak pernah tinggal kelas. Ia selalu dipercaya menjadi ketua kelas dan sebagai aktivis di kampusnya, Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta. Prestasi itu bukan saja dimasa kecilnya, namun sampai sekarang masih dipertahankannya.
Berbekal gelar sarjana yang disandangnya, semakin membuat pria ini selalu aktif dalam organisasi maupun berkarir di bidang organisasi kemasyarakatan. Lantaran aktif di organisasi tadi, ia dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kecamatan Cikarang Utara, masa bakti 2013-2018.
Menurutnya, menjadi orang dipercaya menjadi ketua FPK, bukanlah hal yang gampang. Apalagi tidak didukung dengan berbagai kebijakan positif dalam menjalankan suatu program yang harus diterapkan kepada masyarakat.
Dalam memimpin suatu forum, tidak ada istilah mengeluh dalam menjalankan semua tugas. Karena masyarakat telah mempercayakan semua kebijaksanaannya sesuai dengan ketentuan FPK kabupaten/kota, provinsi maupun pusat.
Pria berperawakan sedang dan penggemar olahraga bulu tangkis dan sepak bola ini, dalam kesehariannya dikenal putra daerah yang getol ibadah.
Walau sibuk dalam menjalankan tugas, ia selalu ingat kewajibannya untuk menunaikan sholat lima waktu. “Kita boleh sibuk, namun harus pula ingat kewajiban sebagai insan Allah SWT,” ucapnya sambil senyum.
Menyinggung program FPK yang baru dikukuhkan di Kecamatan Cikarang Utara, Amung Sutisna mengharapkan pengurus dan anggota FPK dapat berperan aktif menyerap aspirasi masyarakat dan menjembatani kepentingan lintas sektoral.
“Kami meminta berbagai wadah yang terhimpun di dalam Forum Pembauran Kebangsaaan bermanfaat dan berguna dalam menghadapi setiap persoalan yang kemungkinan muncul di Cikarang Utara,” harapnya.
Bukan Milik Etnis
Amung mengemukakan, Cikarang Utara sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan industri mau tidak mau telah mengundang berbagai jenis orang dengan perbedaan suku, etnis dan agama untuk datang.
“Di satu sisi kondisi ini memang akan membebani Cikarang Utara sebagai kecamatan yang masih membangun, namun di sisi lain berdampak positif dan memudahkan mendapatkan tenaga kerja,” ujarnya.
Amung Sutisna mengakui selama ini sudah melakukan pembinaan dan pendekatan dengan berbagai etnis. Dengan adanya Forum Pembauran Kebangsaan diharapkan dapat lebih mengoptimalkan peran setiap organisasi yang tergabung di dalamnya dan ikut ambil bagian secara nyata dengan cara menjaga kelestarian adat dan budaya yang telah menjadi tulang punggung bagi masyarakat Cikarang Utara secara umum.
“Demikian juga dalam menjaga tatanan masyarakat dengan memelihara ketenteraman dan ketertiban terhadap kemungkinan ancaman keutuhan bangsa di Cikarang Utara,” ungkapnya.
Yang terpenting, lanjut dia, dengan adanya forum tersebut minimal bisa membantu pemerintah dalam menciptakan kerukunan dan menumbuhkan keharmonisan, maupun saling pengertian dan menghormati masyarakat dari berbagai etnis serta kelompok.
Forum Pembauran Kebangsaan Kecamatan Cikarang Utara ini pembina dan anggotanya berasal dari berbagai etnis, seperti Betawi, Bugis, Minang, Banten, Banjarmasin, Palembang, Aceh, Bali, Madura, NTB, NTT, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Indramayu, Cirebon, Sunda, Jawa Timur, dan Tionghoa.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik telah membentuk Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Bekasi. Hal ini bertujuan mewujudkan Kabupaten Bekasi aman. Sebelumnya, yang dibentuk adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Sekarang FPK. Harapan kita, forum-forum inilah yang menjadi media bagi seluruh etnis untuk berhimpun menyikapi persoalan maupun memberikan sumbangsih terhadap pembangunan Cikarang Utara,” ucap Camat Cikarang Utara, Atang Firmansyah, setelah pembentukan FPK.
Menurut Atang, jika ada gejolak-gejolak di masyarakat langsung bisa dibicarakan di forum ini. Sehingga bisa menjaga persoalan sekecil apa pun yang berpotensi konflik.
“Api kecil, kalau tidak cepat dipadamkan bisa menjadi api besar yang merugikan banyak orang. Begitu pula persoalan kecil, jika tidak diredam, bisa meluas menjadi konflik,” tandas mantan Sekretaris KPUD Kabupaten Bekasi ini.
Amung berterima kasih kepada tokoh-tokoh etnis di Cikarang Utara yang memberikan amanah kepadanya memimpin FPK.
“Tujuan kita menjaga Cikarang Utara tetap kondusif. Saya tidak bisa bekerja sendiri kalau tidak ada dukungan seluruh elemen masyarakat. Mari kita jaga sama-sama, agar Cikarang Utara tetap aman dan kondusif,” ajaknya.
Ia menekankan perlunya rasa memiliki ditanamkan dalam diri semua elemen masyarakat. “Cikarang Utara milik bersama, bukan milik kelompok atau etnis tertentu,” kata Amung Sutisna. ***