-->

Iklan

Lamjah Hertansyah Dambakan Pasirsari Jadi Desa Mandiri

12 Mei 2017, 05.38 WIB Last Updated 2017-09-30T23:25:12Z
Camat Cikarang Selatan Enop Can dan Kades Pasirsari H Lamjah Hertansyah foto bersama dengan rombongan studi banding dari Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah
INIKABAR.com , BEKASI - Untuk membangun masyarakat yang harmonis, tentram, aman dan sejahtera lahir batin, diperlukan seorang pemimpin yang cakap, cerdas, jujur dan tegas.
Seorang pemimpin juga dituntut untuk menerima kritik dari masyarakat yang dipimpinnya. Dia harus mampu memotivasi masyarakatnya dalam melaksanakan pembangunan.
Dengan kata lain, seorang pemimpin harus mampu mengaplikasikan konsep Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tutwurihandayani.
Tipe pemimpin seperti itulah yang sudah lama didambakan seluruh masyarakat Pasirsari, sebuah desa di Kabupaten Bekasi. Mereka menantikan lahirnya seorang pemimpin desa (kepala desa) yang mampu membawa mereka “remojong” membangun desanya.
Sejak 2010, di desa yang mayoritas penduduknya karyawan dan pedagang itu, memiliki seorang kades yang dinilai kurang dapat membangun desanya. Ketidaksupelan itu membuatnya nyaris tidak pernah berkomunikasi dengan masyarakat secara luas maupun dengan ulama setempat.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada kegiatan yang menyangkut kemasyarakatan dan keagamaan. Kegiatan pengajian misalnya, dapat berjalan lancar tanpa keterlibatan dan partisipasi langsung sang kades.
“Dia memang nyaris tidak pernah kelihatan ke masjid, apalagi ikut aktif dalam pengajian,” ungkap seorang warga di sana.
Sejak H Lamjah Hertansyah, terpilih sebagai Kepala Desa Pasirsari, kini lahir harapan baru dalam masyarakat. Dia yang secara sah terpilih sebagai kepala desa pada 2011 lalu, dinilai akan mampu menjadi “komando” bagi seluruh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di desanya.
Di samping pernah mengenyam pendidikan, Lamjah Hertansyah juga punya pengalaman luas dalam hal kemasyarakatan. Selama ini dia aktif dalam kegiatan sosial, seperti membantu kaum lemah, rehabilitasi masjid, mushola dan juga aktif di Desa Pasirsari.
Lamjah Hertansyah merasa yakin, mengingat Pasirsari yang memiliki jumlah 34 ribu jiwa, terdiri atas 7.400 kepala keluarga (KK) dan membawahi tiga dusun dengan 39 rukun tetangga (RT) yang dikenal cukup kritis dan tanggap terhadap segala bentuk kegiatan pembangunan dan kemasyarakatan. Sehingga akan dapat membangun desanya seperti halnya dengan desa lain yang sudah maju di Kabupaten Bekasi.
Keyakinan Lamjah Hertansyah, bukan tanpa alasan dan mengada-ada. Itu terbukti dari pengakuan para warga yang mengatakan, jika dibandingkan dengan kepala desa yang lalu, dia memiliki prospek yang lebih baik.
“Pak Lamjah Hertansyah bukan tipe kepala desa yang mempunyai motif mengeruk kekayaan pribadi,” kata Dedi, meyakini.
Rudi Gunadi (35), salah seorang tokoh masyarakat merasa optimis akan kemampuan Lamjah Hertansyah dalam membangun desanya. “Pak Lamjah Hertansyah mampu merekrut kaum muda. Saya yakin dia pun akan menghidupkan dan menyemarakan aktivitas kepemudaan yang selama ini vakum,” katanya, menambahkan.
Mengomentari pujian tokoh itu, Lamjah Hertansyah mengatakan, semua keberhasilan itu karena tingkat kesadaran masyarakat dalam menyukseskan pembangunan cukup tinggi.
Menurutnya, pembangunan fisik, seperti tempat-tempat ibadah, gedung pendidikan dan kesehatan dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat Pasirsari. Dia mengakui, tanpa ada dukungan dan partisipasi masyarakat, semua program pembangunan tidak akan berjalan lancar.
Kepada masyarakat, Lamjah Hertansyah memang tidak berani janji banyak. Dia hanya menyatakan tekadnya untuk membangun desa bersama masyarakat.
“Insya Allah, saya dapat melaksanakan tugas sebagai kades dengan baik. Untuk itu, tidaklah berlebihan jika saya menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat, termasuk tokoh ulama setempat dan kepala instansi terkait beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pembinaan dan penghargaan. Sehingga Desa Pasirsari berkembang pesat,” tuturnya.
H Lamjah Hertansyah

Desa Mandiri
Lamjah juga mempunyai cita-cita menjadikan Pasirsari menjadi desa mandiri. Menurut Lamjah, desa mandiri mencerminkan kemauan masyarakat desa yang kuat untuk maju, dihasilkannya produk/karya desa yang membanggakan dan kemampuan desa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam istilah lain, kata dia, desa mandiri bertumpu pada trisakti desa yaitu; karsa, karya, sembada. “Jika Trisakti Desa dapat dicapai maka desa itu disebut sebagai desa berdikari,” katanya.
Dikatakan Lamjah, karsa, karya, sembada desa mencakup bidang ekonomi, budaya dan sosial yang bertumpu pada tiga daya yakni berkembangnya kegiatan ekonomi desa dan antar desa, makin kuatnya sistem partisipatif desa, serta terbangunnya masyarakat di desa yang kuat secara ekonomi dan sosial-budaya serta punya kepedulian tinggi terhadap pembangunan serta pemberdayaan desa.
Lamjah menjelaskan, desa menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi (pengumpulan atau pemusatan) permukiman di area perdesaan (rural).
Sementara untuk mandiri, pengertiannya adalah dapat berdiri sendiri tanpa tergantung dari pihak lain. “Jadi yang dimaksud dengan desa mandiri adalah desa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa tergantung dari bantuan pemerintah,” terangnya.
Dia menambahkan, manfaat dari desa yang telah mandiri adalah berkembangnya potensi desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diwilayahnya melalui penciptaan lapangan kerja, meningkatnya kegiatan usaha ekonomi dan budaya berbasis kearifan lokal di desa, meningkatnya kemandirian desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, serta menurunnya disparitas pembangunan wilayah antara desa dengan kota.
“Alangkah indahnya apabila di negara Republik Indonesia ini desa-desanya dapat mandirinya, tentunya negara kita akan semakin maju dan kuat, masyarakatnya sejahtera serta sumberdaya alamnya dapat terjaga dengan bijaksana,” harap dia.
Lamjah Hertansyah mempunyai konsep bahwa dirinya mendapatkan tugas untuk ngemong masyarakat. Ngemong dalam artian, bahwa masyarakat harus dilindungi. Baik di bidang mental maupun ekonomi.
Melindungi masyarakat desa di bidang mental misalnya, mencegah mereka dari perlakuan yang tidak adil, seperti pemerasan, mencegah masuknya ajaran agama yang menyesatkan dan lain-lain.
Memang cukup berat tugas yang kini dihadapkan pada Lamjah Hertansyah. Jalan-jalan yang memanjang di desa itu menanti uluran tangan agar di aspal dan dirapihkan, kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih merupakan program yang harus segera ditangani.
Dia pun dituntut keterlibatannya membantu ulama setempat dalam menyampaikan dakwah islamiyah. Kini Lamjah Hertansyah dengan tekadnya yang membaja sudah siap dengan semuanya itu. Semoga. (dudun)
Komentar

Tampilkan

Kabar Terbaru