-->

Iklan

Program Pamsimas Jangkau Desa Mekar Indah Camat Buki Dampingi Tim Satker Provinsi

2 Oktober 2017, 07.48 WIB Last Updated 2017-10-02T00:48:00Z

Laporan : Fadly Syarif dari Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan

INIKABAR.com , SULAWESI SELATAN - Camat Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi-Selatan, Ince Abd. Rahman, S.Sos mendampingi tim satker air bersih Provinsi Sulsel, Hamdan, ST., M.Si dalam kegiatan peninjauan lokasi proyek pembangunan  penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) yang terletak di Sungai Bangsiang, perbatasan antara Desa Buki dan Desa Mekar Indah.

Pantauan inikabar.com,Peninjauan dilakukan bersama tim  kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) Desa Mekar Indah, yang dikoordinatori oleh Abd. Rahman bersama sejumlah perwakilan dan tokoh masyarakat Desa Mekar Indah satu diantaranya, Ibrahim yang secara kebetulan isterinya menjabat sebagai unit keuangan program Pamsimas.

Dalam kunjungannya ke Desa Mekar Indah, tim satker provinsi ikut didampingi oleh tim   satker kabupaten yang diwakili Sukri Sallatu, ST, dan Kasie Kesejahteraan Desa Mekar Indah, Muhammad Taufik.

Camat Buki, Ince Abd. Rahman, S.Sos menandaskan,  untuk tahap pertama, proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) ini ditargetkan akan menutupi suplay kebutuhan air bersih di tiga wilayah Dusun di Desa Mekar Indah yang terdiri dari Dusun Bangsiang, Alasa, dan Saburangia, terang Camat Buki, Ince Abd. Rahman, S.Sos dalam keterangan Persnya kepada wartawan hari, Minggu, (01/10/2017).

Bila pengelolaan potensi sumber air bersih ini dapat dimaksimalkan untuk digarap maka bukan sebuah hal yang mustahil, jikalau proyek Pamsimas di wilayah Kecamatan Buki akan mampu menjangkau dan menutupi kebutuhan suplay air bersih di keseluruhan wilayah Kecamatan di sebelah utara kota Benteng mulai dari Kecamatan Bontomanai, Buki, dan Bontomate’ne, sebut saja, Desa Barugaia serta Desa Maharayya, terang mantan Kepala Bagian Humas Setda di era Pemerintahan Drs. H. Syahrir Wahab itu.

Lebih jauh, Camat Buki berharap, agar program Pamsimas dapat memberikan kemudahan akses air bersih bagi warga masyarakat yang tinggal berdomisili di daerah dan atau desa rawan air bersih.
Menanggapi harapan Camat Buki, tim fasilitator dan pendampingan masyarakat bidang

pemberdayaan Desa Mekar Indah, Balang Butung, dan Desa Kayu bau, Kecamatan Bontomatene, Basrum, SE menyatakan, untuk menghadapi dampak kekurangan air bersih di wilayah Kecamatan Buki, khususnya, di Desa Bontolempangan, tim Pamsimas telah melakukan upaya identifikasi masalah untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih dan sanitasi.

Terkait akan hal tersebut, Basrum menandaskan, Insya Allah, tahun depan, Desa Bontolempangan akan kecipratan program Pamsimas. Prosesnya sudah sementara berjalan dan telah memasuki tahapan penyusunan rencana kerja masyarakat (RKM) untuk selanjutnya akan diverifikasi oleh tim panitia kemitraan (pakem) sebagai indikator penentuan wilayah desa yang tahun depan, akan mendapatkan program pamsimas, urainya saat dikonfirmasi wartawan hari Minggu, (01/10/2017).

Menanggapi aspirasi kebutuhan pembangunan cekdam di wilayah Kecamatan Buki, Basrum, SE menjelaskan, pembangunan cekdam bukan ranah pamsimas. Kewenangan tersebut murni merupakan hak dan kewenangan prerogatif Dinas Pertanian.

Program penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat yang dikelolah oleh Pamsimas hanya sebatas pengalihan aliran air sungai untuk memperkuat debit air sumur, sepertihalnya yang tengah berlangsung di Desa Mekar Indah, saat ini.

Program pembangunan cekdam untuk mengairi lokasi perkebunan, bisa saja dilakukan di Kecamatan Buki dengan menggunakan porsi anggaran di luar program pamsimas. Bilapun, diminta untuk ikut berkontribusi, paling tidak, Pamsimas hanya  dapat menfasilitasi sampai sebatas pembangunan proyek penangkap air dan tidak lebih.

Terkait dengan aspirasi masyarakat Silolo dan Pa’batteang yang meminta bantuan pembangunan cekdam untuk mengairi lokasi perkebunan warrga, Basrum, SE kembali mempertegas, bahwa proyek pembangunan cekdam bukan ranah Pamsimas.

Hal lain didasarkan pada pertimbangan akses air bersih di Dusun Pa’batteang yang sudah presentasenya sudah rampung seratus persen, sama, seperti Dusun Bontodatara.  Berbeda lagi halnya dengan Dusun Silolo, yang sempat menjadi lokasi proyek pembangunan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.  

Namun karena persoalan ketersediaan debit air bersih di Dusun Silolo yang tidak memadai, proyek tersebut pun tidak sempat berjalan maksimal, ujar mantan aktivis organisasi Gerakan Mahasiswa Pelajar Indonesia Tanadoang (GEMPITA-SELAYAR) Periode 1998-2000 itu. (fadly syarif)
Komentar

Tampilkan

Kabar Terbaru

Kabar Hukum

+