-->

Iklan

Suasana Berkabung Iringi Kepergian Mendiang Diyar, Korban Tabrak Babi di Selayar

22 Oktober 2017, 05.21 WIB Last Updated 2017-10-21T22:22:24Z

Laporan : Fadly Syarif dari Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan

INIKABAR.com , SULAWESI SELATAN- Suasana berkabung dan kehilangan menyelimuti rumah almarhumah Diyar (40 thn) korban laka tunggal asal Desa Bontolempangan yang menghembuskan nafas terakhir usai menabrak babi di jalan poros Sambaiya, Kampung Alasa, Dusun Tenro Selatan, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan pada hari Jum’at (20/10/2017) malam lalu.

Ratusan warga dan Aparat Sipil Negara (ASN) hadir melayat ke rumah duka di Dusun Tenro, Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki salah satu diantaranya, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Drs. Baso Lewa.

Jenazah korban dimakamkan di Kompleks Taman Pemakaman Umum (TPU) Panrang, Dusun Tenro, Desa Bontolempangan pada hari Sabtu, (21/10/2017) sekira pukul 09.30 Wita, usai disemayamkan di rumah duka dan disholatkan di Masjid Darussalam Tenro. Almarhumah Diyar, pergi meninggalkan seorang suami diusia 40 tahun.

Informasi yang berhasil dihimpun oleh wartawan di lapangan menyebutkan ta’azkiratul maut untuk mengingat dan mengenang kepergian almarhumah akan dilaksanakan pada hari Kamis, (26/10/2017) bertempat di rumah duka.

Sejumlah pelayat mengaku kaget dan seakan tidak percaya dengan kepergian almarhumah yang dirasakan terlalu cepat dan tiba-tiba. Namun apa daya, Tuhan berkata lain. Almarhumah Diyar, menghembuskan nafas terakhir, usai memesan baju pesta kepada salah seorang tukang jahit di Kampung Alasa.

Mendiang Diyar berangkat meninggalkan rumah di Dusun Tenro menuju Kampung Alasa usai makan malam dan shalat Isya dengan maksud untuk memesan baju pesta. Sebelumnya, suami korban sempat menolak keinginan korban yang minta ditemani ke Kampung Alasa.

Patta Jalling bahkan sempat meminta agar isterinya dapat menunda rencana memesan baju pesta, sampai pagi hari. Tapi korban, tetap bersikeras untuk berangkat malam itu juga. Mendengar permintaan itu, Patta Jalling pun berangkat menemani sang isteri dengan mengendari sepeda motor mmenuju ke kampung Alasa.

Usai memesan baju, korban bersama suaminya, pamit pulang pada sekitar pukul 22.00 Wita.
Dalam perjalanan pulang itulah, suami korban dikagetkan oleh pelepah kelapa yang tiba-tiba saja jatuh ke jalan dan nyaris menimpa motor yang dikendarai oleh keduanya.

Kaget akan kejadian itu, suami korban berusaha untuk menghindar dengan cara menzig-zagkan kemudi motor yang dikendarainya. Pada saat bersamaan, motor korban tiba-tiba menabrak seekor babi dan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Motor langsung rebah ke jalan dan menimpa tubuh suami korban bersama babi yang ditabraknya. Sementara korban, Diyar terpental jauh dari motor. Sejak kejadian tersebut, suami korban tak sadarkan diri dan mengaku sama sekali tidak mengingat apa-apa termasuk mengenai persoalan babi yang ditabraknya. Akibat kejadian naas ini, suami korban mengalami sejumlah luka pada bagian kepala, lengan, dan tangannya. (fadly syarif)
Komentar

Tampilkan

Kabar Terbaru

Kabar Hukum

+