-->

Iklan

Tenaga Dosen Politekhnik Negeri Bali (PNB-PDD) Kupas Pengembangan Destinasi Wisata

10 November 2017, 06.51 WIB Last Updated 2017-11-09T23:51:20Z
Laporan : Fadly Syarif dari Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan

INIKABAR.com , SULAWESI SELATAN - Pengembangan pariwisata sebuah daerah membutuhkan sentuhan kesiapan sumberdaya manusia (SDM) pelaku pariwisata dengan daya dukung sarana-prasarana dan infrastruktur yang memadai. Selain itu, pengembangan pariwisata juga membutuhkan kesiapan masyarakat di sekitar area pengembangan destinasi pariwisata.

Secara umum, pemerintah bersama dengan segenap elemen terkait telah bekerja maksimal dan optimal di dalam mengiapayakan peningkatan kuantitas serta kuantitafif sumberdaya manusia pelaku wisata melalui sinergitas kerjasama antara pihak pemerintah dengan Politekhnik Negeri Bali (PNB-PDD) Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.

Sebagai wujud komitmen dan dukungan terhadap semangat serta optimisme Pemerintah Kabupaten Kepulauan di dalam mendorong pengembangan potensi pariwisata daerah, Politekhnik Neger Bali (PNB-PDD) saat ini tengah mengfokuskan kebijakan pada upaya terciptanya mahasiswa yang paham pariwisata,

Langkah ini dinilai urgent untuk dilakukan dalam rangka untuk mendukung lahirnya mahasiswa paham pariwisata yang dibekali oleh skill berupa keahlian, kemampuan, dan keterampilan, serta knowledge atau wawasan.

Berbeda dengan disiplin ilmu lain, kedua hal tersebut cukup menjadi faktor penunjangnya. Lain halnya, ketika berbicara pariwisata. Sebab akan muncul sebuah hal yang mustahil untuk terhapuskan begitu saja,  yaitu : performance atau attitudes, karena pengembangan pariwisata daerah,  tak lepas dari persoalan jasa atau kemampuan berpikir dan menciptakan konsep pelayanan yang terbaik bagi tamu  atau pengunjung.

Dosen Pengajar Politekhnik Negeri Bali, (PNB-PDD) Kepulauan Selayar, Said Arfandi, berasumsi bahwa indikator kesuksesan pembangunan pariwisata  dapat ditakar dari frekuensi kunjungan tamu ke sebuah destinasi.

Ketika seorang tamu datang dan berkunjung untuk kali kedua ke sebuah destinasi, maka hampir bisa disimpulkan, bahwa kebijakan pengembangan pariwisata mendekati ambang kesuksesan.
Terlepas dari permasalahan sinergitas kerjasama antara pemerintah dengan Politehnik Negeri Bali (PNB-PDD) Kepulauan Selayar, Said Arfandi dengan tegas dan lugas mengungkapkan penilaian priadinya, terhadap peran serta pemuda yang sejauh ini dinilai telah cukup menonjolkan kontribusinya melalui ajakan secara terbuka kepada seluruh elemen pemuda dan aktivis pergerakan organisasi mahasiswa untuk bersama-sama memikirkan serta mendorong kemajuan pariwisata lokal Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pria yang tercatat sebagai salah seorang penggiat pariwisata berbekal kemampuan multi talenta tersebut, berharap agar sekembalinya dari Kabupaten Kepulauan Selayar, para tamu, dan pengujung dapat memberikan referensi, merekomendasikan, serta menyampaikan ajakan kepada keluarga, rekan, teman, serta sahabatnya untuk datang berwisata ke Kabupaten Kepulauan Selayar.

Bila seorang tamu merasakan kepuasan pelayanan dan kenyamanan saat berada di lokasi destinasi, maka bukan sebuah hal yang mustahil dia akan memberikan rekomendasi kepada dua atau bahkan sepuluh orang rekannya untuk ikut berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Selayar.

Satu hal yang patut digaris bawahi kata dia, bahwa pariwisata merupakan manifestasi nuansa keindahan sebuah daerah yang dapat diksaksikan secara kasat mata oleh pengunjung tanpa menuntut kesiapan sarana-prasarana berkemasan modern.
Dengan demikian, maka persoalan kesiapan sarana-parasarana bukanlah sebuah hal yang harus diperdebatkan.

 Tenaga dosen pengajar Politekhnik Negeri Bali (PNB-PDD) Kabupaten Kepulauan Selayar yang nyambi sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Perhubungan itu, lebih cenderung membahas kesiapan masyarakat di sekitar lokasi pengembangan destinasi pariwisata.

Persoalan kesiapan masyarakat dipandang sebagai sebuah hal yang penting untuk menjadi bahan kajian dan topik bahasan. Pasalnya, tourist membutuhkan kehadiran kelompok masyarakat yang “Welcome” terhadap kehadiran mereka dengan segala bentuk transformasi budaya bangsa luar.
Konsep penyiapan masyarakat ini bahkan diakui telah dibahas bersama antara pihak Politehnik Negeri Bali (PNB-PDD) dengan “Go Selayar” yang sepakat untuk menyiapkan dukungan kamus percakapan harian berisi translate, bahasa Selayar-Inggris dan sebaliknya.

Hingga dengan demikian, masyarakat di sekitar kawasan pengembangan destinasi pariwisata akan mulai memberanikan diri untuk mengawali komunikasi atau percakapan dengan tourist  serta tamu-tamu lainnya.

Keberanian berkomunikasi antara tourist dan masyarakat lokal bahkan telah diprediksikan oleh Said Arfandi, akan menghadirkan perubahahan signifikan terhadap peningkatan taraf kesejahteraan dan pereekonomian masyarakat.

Kehadiran usaha souvenir dan cindera mata dipastikan akan bangkit sejalan dengan mulai terjalinnya komunikasi dan interaksi sosial antara masyarakat dengan wisatawan mancanegara yang masuk ke wilayah mereka. (fadly syarif)
Komentar

Tampilkan

Kabar Terbaru